Selama sepuluh tahun terakhir penelitian
tentang psikologi dan internet, telah ada pengakuan umum bahwa orang sering
berperilaku berbeda ketika online daripada dalam situasi pengunjung kira-kira
setara. Misalnya, mereka mungkin menjadi menggoda keterlaluan online, sementara
pemalu offline. mereka mungkin gosip dan maju lain email online, ketika mereka
biasanya akan bertindak dengan kebijaksanaan. Atau mereka mungkin mencari
informasi online yang mereka tidak akan bermimpi melakukan offline. Perbedaan
umum ini telah disebut "rasa malu" atau "efek rasa malu secara
online".
Dalam definisi penghambatan disediakan secara
online dalam edisi pertama buku ini, Joinson berpendapat bahwa "jika
inhibisi adalah ketika perilaku dibatasi atau dikendalikan melalui kesadaran
diri, kecemasan tentang situasi sosial, kekhawatiran tentang evaluasi publik
dan sebagainya, maka rasa malu dapat dicirikan oleh absen atau pembalikan dari
faktor-faktor yang sama. Rasa malu di internet, dipandang sebagai perilaku yang
ditandai dengan pengurangan nyata dalam keprihatinan untuk presentasi diri dan jugdement dari lainnya.
Pola interaksi antar manusia yang berubah kehadiran komputer
pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka
peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet
relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet)
telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan
saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui
internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan
komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik
mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar