Nama: Tsuraya Farah Khansa W.
NPM: 17512491
Kelas: 3PA06
a. Konsep Dasar
Menurut Freud, kehidupan mental
terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar
terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Alam tidak sadar (unconscious) menjadi
tempat bagi segala dorongan, desakan, maupun insting yang tak kita sadari
tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita. Alam bawah sadar (preconscious) memuat semua elemen yang tidak disadari, tetapi
bias muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar. Isi alam bawah sadar
ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar. Apa yang
dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke
dalam bawah sadar selagi focus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Sumber kedua dari
gambaran-gambaran adalah alam tidak sadar. Freud yakin bahwa pikiran bisa
menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk kea lam bawah sadar dalam bentuk
yang tersembunyi. Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai
elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaraan. Ada dua pintu
yang dapat dilalui oleh pikiran agar bias masuk ke alam sadar. Pintu pertama
adalah melalui system kesadaran perceptual yaitu terbuka pada dunia luar dan
berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
Sumber kedua datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan
tidak mengancam yang dating dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang
membuat cems, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak
sadar.
Bagi
Freud, bagian yang paling primitive dan pikiran adalah das Es atau “sesuatu”/”itu” (it), yang hamper selalu diterjemahkan
sebagai id, yaitu fungsinya adalah
untuk memperoleh kepuasan sehingga kita menyebutnya sebagai prinsip kesenangan ( pleasure principle).bagian kedua
adalah das Ich, atau’saya (I), yang diterjemahkan sebagai ego, adalah satu-satunya wilayah
pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Ego dikendalikan oleh prinsip
kenyataan(reality principle),yang
berusaha menggantikan prinsip kesenangan milik id. Dan yang terakhir adalah das Uber-Ich atau “ saya yang lebih” (over-i) yang dalam bahasa inggris
disebut sebagai superego yang
dikendalikan oleh prinsip-prinsip
moralistis dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari id
dan prinsip realistis dari ego.
Menurut Freud, manusia termotivasi
untuk mencari kesenangan serta menurunkan ketegangan dan kecemasan. Motivasi ini
diperoleh dari r psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka
miliki. Berbagai macam dorongan bias digolongkan berdasarkan dua kategori,
yaitu seks atau eros dan agresi, distraksi atau thanatos. Dorongan-dorongan ini
bermuasal pada id, tetapi berada dibawah kendali ego. Masing-masing dorongan
memiliki bentuk energi psikis masing-masing. Freud menggunakan istilah libido untuk dorongan seks, sedangkan energy
untuk dorongan agresi tidak diberi nama.
Freud pertama kali mengembangkan
tentang mekanisme pertahanan diri (defence
mechanisms) pada tahun 1926. Mekanisme-mekanisme pertahanan untama yang diidentifikasi
oleh Freud mencakup represi, pembentukan reaksi, pengalihan, fiksasi, proyeksi,
regresi, introyeksi, dan sublimasi. Freud
juga membagi tahap perkembangan psikoseksual menjadi lima yaitu fase Oral, fase
Anal, fase Falik, fase Phalik, dan fase Genital.
b. Unsur-unsur terapi
Freud
mengemukakan bahwa tujuan psikoanalisis adalah memperkuat ego, membuatnya lebih
independen dari superego, memperlebar medan persepsinya, memperluas
organisasinya sehingga ia dapat memiliki bagian-bagian yang segar dari id. Psikoanalisis
dapat membantu memancarkan terang kesadaran (yang diwakili oleh ego sadar) pada
pekerjaan-pekerjaan id. Namun, Freud tidak mengharapkan dan juga tidak
bertujuan bahwa klien harus berusaha menyadari semua bahan yang direpresikan—semua
impuls, hasrat,ketakutan, dan ingatan. Tujuannya adalah hanya untuk
menggantikan tingkah laku defensive dengan tingkah laku yang lebih adaptif. Freud menggunakan terapi psikoanalisi untuk membantu
klien memperoleh pemahaman mengenai konflik-konflik tak sadar dan
memecahkannya. Apabila metode-metode yang digunakan oleh terapi psikoanalisitik
mulai mengembangkan dalam diri pasien suatu pemahan baru terhadap
kekuatan-kekuatan kepribadiannya, amak proses psikoanalitik sudah berada pada
jalan menciptakan penyeusian diri yang berhasil dari pasien terhadap
lingkungannya. Dengan bekerja melalui konflik-konflik ini ego akan dibebaskan
dari dorongan untuk mempertahankan tingkah laku defensive-seperti fobia,
tingkah laku obsesif-kompulsif, keluhan histerikal, dan sebagainya.
c. Teknik-teknik terapi
Metode
utama yang digunakan Freud untuk mencapai tujuan psikoanalisis adalah
1. Penggunaan asosiasi bebas secara
sistematis dan analisis mimpi yang memperlihatkan kepada kita bahwa
ketidaksadaran menggunakan simbol-simbol tertentu, khususnya untuk menggambarkan
kompleks-kompleks seksual.
2. Analisis resistensi, yang menjadi
dasar teori psikoanalitik dan berhubungan dengan kekuatan-kekuatan yang telah
menimbulkan represi.
3. Analisis transferensi, yang
merupakan peralihan pada penyakit menuju kesehatan.
4. Interpretasi dengan tujuan
memecahkan masalah-masalah emosional yang utama pada masa kanak-kanak.
Dengan metode-metode ini, hal-hal
yang ditekan ke dalam ketidaksadaran dibawa pada tingkat kesadaran, diselidiki
dan ditafsirkan dalam hubungan dengan simtom-simtomnya, konsep dirinya, dan
hubungannya dengan orang lain.
Daftar Pustaka
Bertens, K. Psikoanalisis Sigmun Freud. Jakarta:
Gramedia
Feist, Jess. Feist,
Gregory. (2010). Teori Kepribadian (Tehories of Personality) Buku 1.
Jakarta: Salemba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar