Kamis, 09 April 2015

Teori Psikoanalisis


Nama:  Tsuraya Farah Khansa W.
NPM:   17512491
Kelas:  3PA06

a.       Konsep Dasar

Menurut Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan, maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita. Alam bawah sadar (preconscious) memuat semua elemen yang tidak disadari, tetapi bias muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar. Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar. Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam bawah sadar selagi focus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran adalah alam tidak sadar. Freud yakin bahwa pikiran bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk kea lam bawah sadar dalam bentuk yang tersembunyi. Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaraan. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bias masuk ke alam sadar. Pintu pertama adalah melalui system kesadaran perceptual yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar. Sumber kedua datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang dating dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cems, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.
            Bagi Freud, bagian yang paling primitive dan pikiran adalah das Es atau “sesuatu”/”itu” (it), yang hamper selalu diterjemahkan sebagai id, yaitu fungsinya adalah untuk memperoleh kepuasan sehingga kita menyebutnya sebagai prinsip kesenangan ( pleasure principle).bagian kedua adalah  das Ich, atau’saya (I), yang diterjemahkan sebagai ego, adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan(reality principle),yang berusaha menggantikan prinsip kesenangan milik id. Dan yang terakhir adalah das Uber-Ich atau “ saya yang lebih” (over-i) yang dalam bahasa inggris disebut sebagai superego yang dikendalikan oleh prinsip-prinsip  moralistis dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari id dan prinsip realistis dari ego.
            Menurut Freud, manusia termotivasi untuk mencari kesenangan serta menurunkan ketegangan dan kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari r psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki. Berbagai macam dorongan bias digolongkan berdasarkan dua kategori, yaitu seks atau eros dan agresi, distraksi atau thanatos. Dorongan-dorongan ini bermuasal pada id, tetapi berada dibawah kendali ego. Masing-masing dorongan memiliki bentuk energi psikis masing-masing. Freud menggunakan istilah libido untuk dorongan seks, sedangkan energy untuk dorongan agresi tidak diberi nama.
            Freud pertama kali mengembangkan tentang mekanisme pertahanan diri (defence mechanisms) pada tahun 1926. Mekanisme-mekanisme pertahanan untama yang diidentifikasi oleh Freud mencakup represi, pembentukan reaksi, pengalihan, fiksasi, proyeksi, regresi, introyeksi,  dan sublimasi. Freud juga membagi tahap perkembangan psikoseksual menjadi lima yaitu fase Oral, fase Anal, fase Falik, fase Phalik, dan fase Genital.

b.      Unsur-unsur terapi
     
       Freud mengemukakan bahwa tujuan psikoanalisis adalah memperkuat ego, membuatnya lebih independen dari superego, memperlebar medan persepsinya, memperluas organisasinya sehingga ia dapat memiliki bagian-bagian yang segar dari id. Psikoanalisis dapat membantu memancarkan terang kesadaran (yang diwakili oleh ego sadar) pada pekerjaan-pekerjaan id. Namun, Freud tidak mengharapkan dan juga tidak bertujuan bahwa klien harus berusaha menyadari semua bahan yang direpresikan—semua impuls, hasrat,ketakutan, dan ingatan. Tujuannya adalah hanya untuk menggantikan tingkah laku defensive dengan tingkah laku yang lebih adaptif.    Freud menggunakan terapi psikoanalisi untuk membantu klien memperoleh pemahaman mengenai konflik-konflik tak sadar dan memecahkannya. Apabila metode-metode yang digunakan oleh terapi psikoanalisitik mulai mengembangkan dalam diri pasien suatu pemahan baru terhadap kekuatan-kekuatan kepribadiannya, amak proses psikoanalitik sudah berada pada jalan menciptakan penyeusian diri yang berhasil dari pasien terhadap lingkungannya. Dengan bekerja melalui konflik-konflik ini ego akan dibebaskan dari dorongan untuk mempertahankan tingkah laku defensive-seperti fobia, tingkah laku obsesif-kompulsif, keluhan histerikal, dan sebagainya.

c.       Teknik-teknik terapi

Metode utama yang digunakan Freud untuk mencapai tujuan psikoanalisis adalah
1.      Penggunaan asosiasi bebas secara sistematis dan analisis mimpi yang memperlihatkan kepada kita bahwa ketidaksadaran menggunakan simbol-simbol tertentu, khususnya untuk menggambarkan kompleks-kompleks seksual.
2.      Analisis resistensi, yang menjadi dasar teori psikoanalitik dan berhubungan dengan kekuatan-kekuatan yang telah menimbulkan represi.
3.      Analisis transferensi, yang merupakan peralihan pada penyakit menuju kesehatan.
4.      Interpretasi dengan tujuan memecahkan masalah-masalah emosional yang utama pada masa kanak-kanak.

Dengan metode-metode ini, hal-hal yang ditekan ke dalam ketidaksadaran dibawa pada tingkat kesadaran, diselidiki dan ditafsirkan dalam hubungan dengan simtom-simtomnya, konsep dirinya, dan hubungannya dengan orang lain.

Daftar Pustaka

Bertens, K. Psikoanalisis Sigmun Freud. Jakarta: Gramedia
Feist, Jess. Feist, Gregory. (2010). Teori Kepribadian (Tehories of Personality) Buku 1. Jakarta: Salemba
 Semiun, Yustinus. (2006). Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar