Sabtu, 11 April 2015

Terapi Humanistik Eksistensial


Nama:  Tsuraya Farah Khansa W.
NPM:   17512491
Kelas:  3PA06


a.       Konsep dasar

Pandangan humanistik-eksistensial adalah suatu pandangan yang agak baru untuk memahami tingkah laku abnormal dan dalam banyak hal dikembangkan sebagai reaksi melawan pandangan-pandangan lain. Para humanis dan eksistensialis mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk sadar yang memiliki secara bebas tindakan-tindakannya, dan karena pilihannya yang bebas itu maka setiap manusia berkembang sebagai seorang yang unik. Pendukung dari pandangan ini juga mengemukakan bahwa untuk memahami tingkah laku seseorang sangat penting melihat atau mengalami dunia dari segi pandangannya sendiri karena tingkah lakunya disebabkan oleh pilihan sadarnya dan pilihan itu dipengaruhi oleh persepsi pribadinya tentang situasi.
     
Karena penekanan diletakkan pada pentingnya persepsi untuk menentukan tingkah laku, maka pandangan humanistik-eksistensial kadang-kadang disebut pendekatan fenomenologis. Fenomenologis adalah pendekatan yang bertolak dari gagasan bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan bukan melalui pikiran dan ituisi.

b.      Unsur-unsur teori

Dalam pandangan eksistensial-humanistik, penderita yang neurotik adalah orang yang kehilangan perasaan berada dan kehilangan perasaan berada ini menimbulkan depresi. Tugas utama terapis adalah membantu penderita agar ia menyadari keberadaannya di dunia ini. Tujuan terapi adalah membantu penderita supaya ia memperoleh atau menemukan kemanusiaan yang hilang. Dengan kata lain, terapis eksistensial-humanistik membantu memperluas kesadadaran diri penderita, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihanya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab terhadap arah hidupnya sendiri. Penerimaan tanggung jawab itu bukan sesuatu yang mudah dan banyak orang merasa takut akan beratnya tanggung jawab terhadap menjadi apa dia sekarang dan akan menjadi apa dia selanjutnya.

 Penderita harus memilih, misalnya, akan tetapi berpegang pada kehidupan yang dikenalnya atau akan membuka diri kepada kehidupan yang kurang pasti dan lebih menantang. Justru karena tidak adanya jaminan-jaminan dalam kehidupan, maka penderita mengalami kecemasan yang pada akhirnya menimbulkan depresi. Oleh karena itu, terapis eksistensial-humanistik membantu penderita agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan-tindakan memilih diri dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedat korban kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya.

c.       Teknik-Teknik Terapi

1.      Klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
2.      Klien dibantu dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia.
3.      Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima.
4.      Klien diajak untuk berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka, kemudian klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang konkrit, klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan.


Daftar Pustaka:

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius.
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar