Nama: Tsuraya Farah Khansa W.
NPM: 17512491
Kelas: 3PA06
a.
Konsep
dasar
Pandangan humanistik-eksistensial
adalah suatu pandangan yang agak baru untuk memahami tingkah laku abnormal dan
dalam banyak hal dikembangkan sebagai reaksi melawan pandangan-pandangan lain. Para
humanis dan eksistensialis mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk sadar
yang memiliki secara bebas tindakan-tindakannya, dan karena pilihannya yang
bebas itu maka setiap manusia berkembang sebagai seorang yang unik. Pendukung dari
pandangan ini juga mengemukakan bahwa untuk memahami tingkah laku seseorang
sangat penting melihat atau mengalami dunia dari segi pandangannya sendiri
karena tingkah lakunya disebabkan oleh pilihan sadarnya dan pilihan itu
dipengaruhi oleh persepsi pribadinya tentang situasi.
Karena
penekanan diletakkan pada pentingnya persepsi untuk menentukan tingkah laku,
maka pandangan humanistik-eksistensial kadang-kadang disebut pendekatan
fenomenologis. Fenomenologis adalah pendekatan yang bertolak dari gagasan bahwa
pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan bukan melalui pikiran dan ituisi.
b.
Unsur-unsur
teori
Dalam pandangan
eksistensial-humanistik, penderita yang neurotik adalah orang yang kehilangan
perasaan berada dan kehilangan perasaan berada ini menimbulkan depresi. Tugas utama
terapis adalah membantu penderita agar ia menyadari keberadaannya di dunia ini.
Tujuan terapi adalah membantu penderita supaya ia memperoleh atau menemukan
kemanusiaan yang hilang. Dengan kata lain, terapis eksistensial-humanistik
membantu memperluas kesadadaran diri penderita, dan karenanya meningkatkan
kesanggupan pilihanya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab terhadap arah
hidupnya sendiri. Penerimaan tanggung jawab itu bukan sesuatu yang mudah dan
banyak orang merasa takut akan beratnya tanggung jawab terhadap menjadi apa dia
sekarang dan akan menjadi apa dia selanjutnya.
Penderita harus memilih, misalnya, akan tetapi
berpegang pada kehidupan yang dikenalnya atau akan membuka diri kepada
kehidupan yang kurang pasti dan lebih menantang. Justru karena tidak adanya
jaminan-jaminan dalam kehidupan, maka penderita mengalami kecemasan yang pada
akhirnya menimbulkan depresi. Oleh karena itu, terapis eksistensial-humanistik
membantu penderita agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan-tindakan
memilih diri dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedat korban
kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya.
c.
Teknik-Teknik Terapi
1.
Klien didorong agar bersemangat
untuk lebih dalam meberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan
sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
2.
Klien dibantu dalam mengidentifikasi
dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia.
3.
Klien diajak mendefinisikan cara
pandang agar eksistensi mereka diterima.
4.
Klien diajak untuk berfokus untuk
bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka, kemudian
klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang konkrit,
klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupannya
yang memiliki tujuan.
Daftar Pustaka:
Semiun,
Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1.
Yogyakarta: Kanisius.
Semiun,
Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2.
Yogyakarta: Kanisius.
Semiun,
Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3.
Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar