Nama : Tsuraya Farah Khansa W.
NPM: 17512491
Kelas: 3PA06
a. Konsep dasar
Analisis transaksional adalah
suatu pendekatan psikoterapeutik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik
pekerjaan sosial klinis. Analisis transaksional—gagasan Eric Berne (1990-1970)—merupakan
suatu pendekatan untuk mensistematisasi, menganalisis, dan mengubah saling
pengagruh di antara manusia, yang menekankan interaksi keduanya (antara diri
dan manusia lain) dan kesadaran internal (regulasi diri dan ekspresi diri).
Tinjauan
teoritik tentang analisis transaksional dikaitkan dengan suatu pendekatan yang
mengaitkan internal (intrapsikis) dengan interpersonal dan relasional. Pada intinya,
makna analisis transaksional adalah untuk memperkaya kemampuan-kemampuan
menghadapi (coping) dan mengatur (regulatory) situasi yang paling dalam
dan interaksi kehidupan nyata.
Analisis
transaksional dibagi ke dalam kategori-kategori sebagai berikut:
1.
Keadaan
ego (ego states)
2.
Transaksi
(transactions)
3.
Permainan
dan drama segitiga (games and the rama
triangle)
4.
Naskah
(scripts)
5.
Gerakan
dan lakon cerita (strokes dan scriptwork)
6.
Posisi
kehidupan (life positions)
7.
Perintah
dan keputusan ulang naskah (script
injunctions and redecision).
b.
Unsur-unsur
terapi
Karena
tujuan utama Berne ialah untuk menyelenggarakan terapi secara lebih efektif, ia
memulai dengan mengkonstruksikan suatu skema yang mengorgaisasikan dan
mengklasifikasikan data kasar yang timbul selama kegiatan terapi. Komponen dasar
modelnya ialah “keadaan ego” (ego states).
Keadaan ego didefinisikan sebagai “realitas ego yang benar-benar dialami oleh
seseorang secara mental dan fisik” pada waktu tertentu.
Jelaslah
bahwa seseorang dapat mengalami baik keadaan ego pada saat ini maupun pemutaran
ulang (a reply) suatu pengalaman dini
seseorang dari masa anak-anak. Perbedaannya dengan psikoanalisis adalah bahwa
menurut Freud, ego ialah konsep teoritik; menurut Berne, “keadaan ego
diperlihatkan dan dialami secara langsung” dan ketiga keadaan ego tersebut
merupakan bagian dari ego.
c.
Teknik-teknik
terapi
Analisis
transaksional menekankan beberapa kepercayaan tentang sifat semula jadi
manusia. Sebagai contoh seseorang dilahirkan mempunyai keupayaan positif untuk
membesar dan berkembang, tetapi potensi ini mestilah diusahakan supaya menjadi
kenyataan. Dengan kata lain, individu menyusun masa mereka untuk memperoleh stock (pengiktirafan lisan atau bukan
lisan) dalam lima cara utama:
a.
Menarik
diri
b.
Melakukan
c.
Masa
lepas
d.
Bekerja
e.
Bermain.
Terapi
analisis menekankan aspek kognitif dan pembelajaran melalui penglibatan dengan
cara interaksi antara kaunselor dengan ahli dalam kelompok. Untuk mendapatkan
keberkesanan kaunseling kelompok, ahli kelompok haruslah memahami konsep asas
terapi analisis transaksional seperti ego, strok, dan skrip, serta bersedia
berkongsi pengalaman lepas dan keadaan sekarang kepada semua ahli dalam
kelompok. Pengetahuan yang diperoleh ini membolehkan ahli kelompok dapat
berpikir, merasai, dan mengubah kelakuam kepada yang lebih positif.
Daftar
Pustaka
Mustafa,
M.S., Ahmad, R., Kadir, H.A. (2006) Teori
praktis dan kaunseling kelompok kontemporari. Kuala Lumpur: Universiti Teknologi
Malaysia.